LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KECEPATAN REAKSI
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KECEPATAN REAKSI
NAMA
NIM
KELOMPOK
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
KECEPATAN REAKSI
Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikan pada
Hari :……………….......
Tanggal :……………….......
ASISTEM PRAKTIKUM
NAMA
NIM
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam
reaksi kimia ada yang disebut reaktan dan ada juga yang sebut produk, dan zat
yang ada sebelum terjadinya perubahan kimia disebut reaktan lalu sebaliknya
produk dalam reaksi kimia adalah zat yang ada setelah reaksi. Reaktan
adalah zat yang hadir sebelum terjadi perubahan-perubahan kimia. Reaktan adalah
zat yang hadir di titik awal. Dengan Konvensi, simbol untuk reaktan kimia
ditulis di sisi kiri persamaan reaksi kimia (Faidah. 2009).
Kesetimbangan
kimia adalah keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi reaktan dan produk
sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada
reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju
terbentuknya produk. Reaksi akan terjadi terus menerus secara mikroskopis
sehingga disebut kesetimbangan dinamis. Ciri-ciri keadaan suatu reaksi
bolak-balik dikatan setimbang sebagai berikut : 1) Terjadi dalam wadah
tertutup, pada suhu dan tekanan tetap; 2) Reaksinya berlangsung terus-menerus
(reversible) dalam dua arah yang berlawanan; 3) Laju reaksi ke reaktan sama
dengan laju reaksi ke produk; 4) Konsentrasi produk dan reaktan tetap; 5)
Terjadi secara mikroskopis pada tingkat partikel zat. Pergeseran kesetimbangan
dipengaruhi beberapa factor diantaranya Konsentrasi zat, Volume, Tekanan, dan
Suhu. Kesetimbangan kimia dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1) kesetimbangan homogen, merupakan
reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama; 2)
Kesetimbangan Heterogen, merupakan reaksi kesetimbangan dimana fasa reaktan dan
produk memiliki fasa yang berbeda (Sukmariah. 1999).
Konsentrasi adalah istilah umum untuk
menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam
larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan
dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah
ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan
pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer
berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan
encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan. Dalam
ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/mL (sama seperti
satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stoikiometri satuan gram
diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/L. Konsentrasi dalam
mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah molaritas atau konsentrasi molar
(Rohman. 2007).
1.2. Tujuan Pratikum
Tujuan pratikum Kimia Dasar dengan materi kecepatan reaksi antara lain :
a.
Mengetahui cara titrasi.
b.
Melakukan titrasi asam dan basa untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Reaksi
Reaksi
kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan bahan senyawa kimia. Senyawa
ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia
biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada
dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti
pada reaksi nuklir (Fiktor. 2009).
2.2. Pengertian Kecepatan Reaksi
kecepaan reaksi adalah laju atau kecepatan
berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk reaksi yang dapat dinyatakan
dalam satuan (konsentrasi per waktu) mol/L/s (untuk zat berwujud cair dan
padat), atau atm/s (untuk zat berwujud gas). Beberapa reaksi kimia ada yang
berlangsung cepat. Contohnya natrium
yang dimasukkan ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat,
begitu pula dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih
cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat.
Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju
reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung
dinyatakan dengan laju reaksi (Maulana. 2013).
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecepatan Reaksi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi antara lain sebagai berikut : 1) Konsentrasi, Suatu zat yang bereaksi
mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi menyatakan pengaruh
kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai
konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibangding zat yang konsentrasinya
rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan
dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemudian
terjadinya reaksi semakin besa; 2) Suhu, Kenaikan suhu dapat mempercepat laju
reaksi karena dengan naiknya suhu, energi kinetik partikel zat-zat meningkat
sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan
dengan energi yang cukup besar disebut energi aktivasi; 3) Luas permukaan,
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat akan
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat
dan semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun akan semakin cepat; 4)
Katalis, Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi,
tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah
menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan
katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi (Utami, 2009). Kehadiran katalis
dalam suatu reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk menghasilkan hasil
reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa
katalis. Energi pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian
dari molekul-molekul yang memiliki energi kinetik cukup untuk bereaksi
jumlahnya lebih banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan adanya
tumbukan yang efektif, yang berarti juga memperbesar laju reaksi (Rohman.
2007).
III. BAHAN
DAN ALAT
3.1. Waktu dan Tempat
Pratikum Kimia Dasar dengan materi kecepatan reaksi dilaksanakan
pada hari selasa, 18 april 2017 pada pukul 15.00 – 16.40 WIB. Bertempat di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas
Palangka Raya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah
kertas, spidol, gelas, gelas kimia, pipet, stopwatch, termometer, bunsen, dan
penjepit tabung. Bahan yang
digunakan adalah Na2S2O3 1
M , Na2S2O3 0,05 M, Na2S2O3
0,1 M, HCL 1 M, HCL 2 M dan
aquades.
3.3. Cara Kerja
Cara kerja
praktikum Kimia Dasar dengan materi kecepatan reaksi adalah sebagai berikut :
a.
Menyiapkan alat
dan bahan
b.
Menulis pada
kertas tanda x dengan menggunakan spidol
c.
Memasukan 5 ml Na2S2O3
0,05 M kedalam gelas kimia
d.
Meletakan gelas
kimia yang telah diisi Na2S2O3 ke
atas kertas yang telah di tulis tanda x.
e.
Menambahkan HCL 1 M sebanyak 7 ml pada
gelas kimia yang telah diisi Na2S2O3
f.
Mengitung lama perubahan larutan menjadi
keruh sampai tanda x menghilang pada kertas dengan menggunakan stopwatch.
g.
Memanaskan gelas kimia yang telah diisi Na2S2O3
hinga suhu yang telah di inginkan tercapai, kemudian meletakan keatas kertas
yang telah ditulus huruf x dan ditambahkan HCL pada pengamatan pengaruh suhu
terhadap laju reaksi.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel 1
mengenai hasil pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat kita
ketahui pada percobaan pertama dengan bahan mula-mula Na2S2O3
0,05 M dengan volume 5 ml, ditambahkan dengan HCL 1 M dengan volume 7 ml
mebutuhkan waktu selama 157 detik untuk membuat tanda x pada kertas tidak
terlihat, dengan kecepatan 0,0063 m/s. pada percobaan kedua dengan bahan
mula-mula Na2S2O3 0,05 M dengan volume 5 ml,
ditambahkan dengan HCL 2 M dengan volume 7 ml mebutuhkan waktu selama 191 detik
untuk membuat tanda x pada kertas tidak terlihat, dengan kecepatan 0,0052 m/s.
pada percobaan ketiga dengan bahan mula-mula Na2S2O3
0,1 M dengan volume 5 ml, ditambahkan dengan HCL 1 M dengan volume 7 ml
mebutuhkan waktu selama 78 detik untuk membuat tanda x pada kertas tidak
terlihat, dengan kecepatan 0,012 m/s. pada percobaan keempat dengan bahan
mula-mula Na2S2O3 0,1 M dengan volume 5 ml,
ditambahkan dengan HCL 2 M dengan volume 7 ml mebutuhkan waktu selama 67 detik
untuk membuat tanda x pada kertas tidak terlihat, dengan kecepatan 0,014 m/s.
Sedangkan pada percobaan kelima menggunakan bahan Na2S2O3
0,3 M dan ditambahkan HCL 3 M.
Berdasarkan tabel 2
mengenai hasil pengamatan suhu terhadap laju reaksi dapat kita ketahui bahwa
pada percobaan pertama dengan bahan mula-mula Na2S2O3
0,1 M dengan volume 5 ml, ditambahkan dengan HCL 1 M dengan volume 7 ml,
dan dipanaskan dengan suhu 30o membutuhkan waktu selama 37 detik
untuk membuat tanda x pada kertas tidak terlihat, dengan kecepatan 0,027 m/s.
pada percobaan kedua suhu dinaikan menjadi 40o dan waktu yang
dibutuhkan untuk membuat tanda x pada kertas tidak terlihat adalah 40 detik
dengan kecepatan 0,025. Sementara pada percobaan ketiga, suhu dinaikan menjadi
50o kecepatan reaksi berubah menjadi 0,05 m/s.
Konsentrasi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu reaksi. Ketika suatu zat di
reaksikan, maka akan terjadi reaksi antar partikelnya. Partikel yang berdekatan
akan saling bertumbuk sehingga terjadi reaksi. Semakin banyak jumlah partikel
dalam suatu zat, tentu akan semakin anyak partikel yang bertumbukan kerena
peluang terjadinnya tumbukan juga semakin besar. Bertambahnya tumbukan antar
partikel memungkinkan berlangsungnya reaksi cepat. Dengan kata lain, semakin
besar konsentrasi zat pereaksi, semakin banyak partikel yang bertumbukan.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Cara titrasi dilakukan dengan beberapa
langkah yaitu : 1) Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala). Larutan dalam buret disebut penitrasi; 2) Larutan yang akan
dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur volumenya terlebih
dahulu memakai pipet gondok; 3) Memberikan beberapa tetes indikator pada
larutan yang dititrasi (dalam erlenmeyer) menggunakan pipet tetes. Indikator
yang dipakai adalah yang perubahan warnanya sekitar titik ekuivalen; 4) Proses
titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-lahan
melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-goyang sehingga larutan
penitrasi dapat larut dengan larutan yang berada dalam erlenmeyer. Penambahan
larutan penitrasi ke dalam erlenmeyer dihentikan ketika sudah terjadi perubahan
warna dalam erlenmeyer. Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik
akhir titrasi ; 5) Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan
melihat volume yang berkurang pada buret setelah dilakukan proses titrasi.
Menentukan konsentrasi larutan dengan cara
titrasi asam dan basa dilakukan dengan cara mencampurkan larutan yang telah
diketahui konsentrasinya dengan larutan yang inging diketahui konsentrasinnya,
kemudian dihitung dengan menggunakan rumus M1.V1 = M2. V2.
5.2.
Saran
setelah mengikuti
praktikum kimia dasar dengan materi Titrasi Asam dan Basa saya berharap
praktikan dapat mengetahui definisi titrasi dan cara titrasi, serta dapat
melakukan titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan.
Untuk praktikum selanjutnya saya berharap dapat dilaksanakan dengan lebih baik
lagi.
Comments
Post a Comment