LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN LARUTAN SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR

PEMBUATAN LARUTAN SEDERHANA





NAMA
NIM
KELOMPOK









JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017



LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN LARUTAN SEDERHANA










Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikan pada
                                      Hari          :……………….......
                                      Tanggal    :……………….......



















ASISTEM PRAKTIKUM



NAMA
NIM







I.         PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.  Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau terlarut, sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak dibandingkan dengan zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau pelarut. Larutan pada umumnya memiliki sifat-sifat sebgai beriut : 1) tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya; 2) antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan; 3) komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut; 4) komposisi di seluruh bagian adalah sama. Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan. Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/mL (sama seperti satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/L. Konsentrasi dalam mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah molaritas atau konsentrasi molar.
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Pada larutan terdapat 2 komponen yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu zat melarut dalam air. Faktor ini berlaku pada larutan dengan zat terlarut padat dan pelarut  cair. Faktor- faktor tersebut diantaranya : 1) Suhu, Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah; 2) Ukuran zat terlarut, Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar; 3) Volume pelarut, Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut; 4) Pengadukan, Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.
1.2. Tujuan Pratikum
       Tujuan pratikum Kimia Dasar dengan materi Pengenalan Peralatan dan Bahan antara lain :
1.      Menentukan kadar asam asetat
2.      Menentukan kadar asam sulfat

3.      Menentukan kadar amoniak dalam larutan


                                                                                                                                II.     TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Pengertian Larutan Baku Primer dan Sekunder Beserta Contohnya
Larutan baku primer Adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh: K2Cr2O7 (Kalium dikromat), AS2O3 (asen trioksida), NaCl (natrium klorida), C2H2O4 (asam oksalat),  dan C7H6O2 (asam benzoat).
Larutan baku sekunder Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3 (perak nitrat), KMnO4 (kalium permanganat),  dan FeSO4 (besi sulfat).

2.2.  Alkalimetri dan Contohnya
Titrasi alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu asam dengan menggunakan larutan basa sebagai standar. Reaksi yang terjadi pada prinsipnya adalah reaksi netralisasi, yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7) hasil reaksi antara H+ dari suatu asam dan OH- dari suatu basa. Reaksi berlangsung stoikiometri apabila mgrek pentitrasi sama dengan mgrek titran, saat ini disebut dengan titik ekivalen. Dalam praktek kondisi ini tidak bisa dilihat secara visual tetapi dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang mempunyai warna yang spesifik pada ph tertentu. Seperti indicator phenolftalein (pp) akan berwarna pink pada ph 8,3-10. Saat tercapainya perubahan warna pada titran disebut dengan titik titrasi. Contoh alkalimetri adalah penggunaan NaOH  dan KOH dalam pentritasiannya.

2.3.  Asidimetri dan Contohnya
Asidimetri merupakan tipe reaksi penetralan yang ada dalam titrasi asam-basa. Asidimetri adalah pengukuran atau penentuan konsentrasi larutan asam dalam suatu campuran. Biasanya dilakukan dengan jalan titrasi bersama larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya, yaitu larutan baku dan suatu indikator untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Contoh asidimetri adalah penggunaan asam klorida dan asam sulfat pentritasiannya.





                                                                                                                                     III.     BAHAN DAN ALAT
3.1.   Waktu dan Tempat
     Pratikum Kimia Dasar dengan materi Pembuatan Larutan Sederhana dilaksanakan pada hari selasa, 11 april 2017 pada pukul 15.00 – 16.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2.   Alat dan Bahan
          Alat yang digunakan yaitu Buret, corong, pipet volume, pipet tetes, dan  erlenmeyer. Alat yang digunakan yaitu asam sulfat, asam asetat, HCL, dan indikator PP.

3.3. Cara Kerja
       Cara kerja praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi Asam dan Basa adalah sebagai berikut :
3.3.1.   Standarisasi larutan baku asam asetat dengan NaOH 0,1 N
1.      mengukur larutan menggunakan gelas ukur
2.      memasukan larutan kedalam erlenmeyer
3.      menambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes
4.      mentitrasi larutan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
1.3.2.      Standarisasi larutan baku asam sulfat dengan NaOH 0,1 N
1.      mengukur larutan menggunakan gelas ukur
2.      memasukan larutan kedalam erlenmeyer
3.      menambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes
4.      mentitrasi larutan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
4.3.2.      Standarisasi larutan baku amoniak dengan HCL 0,1 N
1.      mengukur larutan menggunakan gelas ukur
2.      memasukan larutan kedalam erlenmeyer
3.      menambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes
4.      mentitrasi larutan menggunakan HCL 0,1 N sampai terjadi perubahan warna


                                                                                                               IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Pengamatan



4.1.Pembahasan
4.1.1.      Standarisasi larutan baku asam asetat dengan NaOH 0,1 N
Berdasarkan data pada tabel 1 diatas dapat kita ketahui bahwa pada bahan CH3COOH dengan jumlah 5 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan NaOH dengan jumlah 5,2 ml, warna larutan berubah menjadi ungu dengan kadar 0,624 gr/ml. Sedangkan pada larutan CH3COOH dengan jumlah 10 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan NaOH dengan jumlah 11,9 ml, warna larutan berubah menjadi ungu dengan kadar 0,714 gr/ml.
Pada saat proses titrasi warna larutan berubah menjadi berwarna ungu, hal ini disebabkan oleh mol asam sudah habis karena digunakan untuk beraksi dengan mol basa (  titik equivalen ), maka larutan basa akan berikatan dengan indikator pp, sehingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi berwarna ungu (titik titrasi). Untuk mengetahui kadar larutan asam asetat seperti pada tabel 1 diatas, dilakukan dengaan perhitungan sebagai berikut :

4.1.2.      Standarisasi larutan baku asam sulfat dengan NaOH 0,1 N
Berdasarkan data pada tabel 2 diatas dapat kita ketahui bahwa pada bahan H2SO4 dengan jumlah 5 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan NaOH dengan jumlah 5,7 ml, warna larutan berubah menjadi ungu dengan kadar 1,1172 gr/ml. Sedangkan pada larutan H2SO4 dengan jumlah 10 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan NaOH dengan jumlah 10,9 ml, warna larutan berubah menjadi ungu dengan kadar 1,0682 gr/ml.
Pada saat proses titrasi warna larutan berubah menjadi berwarna ungu, hal ini disebabkan oleh mol asam sudah habis karena digunakan untuk beraksi dengan mol basa (  titik equivalen ), maka larutan basa akan berikatan dengan indikator pp, sehingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi berwarna ungu ( titik titrasi ). Untuk mengetahui kadar larutan asam asetat seperti pada tabel 2 diatas, dilakukan dengaan perhitungan sebagai berikut :

4.1.3.      Standarisasi larutan baku amoniak dengan HCL 0,1 N
Berdasarkan data pada tabel 3 diatas dapat kita ketahui bahwa pada bahan dengan jumlah 5 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan HCL dengan jumlah 10,3 ml, warna larutan berubah menjadi merah dengan kadar 0,3502 gr/ml. Sedangkan pada NH3 larutan dengan jumlah 10 ml dengan menggunakan indikator pp dengan  jumlah 5 ml dan dititrasi menggunakan HCL dengan jumlah 19,3 ml, warna larutan berubah menjadi merah dengan kadar 0,3281 gr/ml.
Pada saat proses titrasi warna larutan berubah menjadi berwarna merah, hal ini disebabkan oleh mol basa sudah habis karena digunakan untuk beraksi dengan mol asam (  titik equivalen ), maka larutan asam akan berikatan dengan indikator pp, sehingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi berwarna merah ( titik titrasi ). Untuk mengetahui kadar larutan amoniak seperti pada tabel 3 diatas, dilakukan dengaan perhitungan sebagai berikut :


V.                   PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
  Untuk menetukan kadar asam asetat dilakukan dengan cara menambahkan indikator pp kedalam larutan, kemudian mentitrasi larutan tersebut menggunakan NaOH 0,1 N, setelah larutan mengalami perubahan warna, amati jumlah NaOH yang dihabiskan untuk proses titrasi tersebut. Setelah kita mendapatkan datanya kita dapat mengetahui kadar asam asetat dengan menggunakan rumus berikut:

Untuk menetukan kadar asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan indikator pp kedalam larutan, kemudian mentitrasi larutan tersebut menggunakan NaOH 0,1 N, setelah larutan mengalami perubahan warna, amati jumlah NaOH yang dihabiskan untuk proses titrasi tersebut. Setelah kita mendapatkan datanya kita dapat mengetahui kadar asam sulfat dengan menggunakan rumus berikut:

Untuk menetukan kadar amoniak dilakukan dengan cara menambahkan indikator pp kedalam larutan, kemudian mentitrasi larutan tersebut menggunakan HCL 0,1 N, setelah larutan mengalami perubahan warna, amati jumlah HCL yang dihabiskan untuk proses titrasi tersebut. Setelah kita mendapatkan datanya kita dapat mengetahui kadar asam sulfat dengan menggunakan rumus berikut:

5.2.Saran
setelah mengikuti praktikum kimia dasar dengan materi pembuatan larutan standar saya berharap praktikan dapat menetukan kadar asam, asam sulfat, dan amoniak dalam larutan. Untuk praktikum selanjutnya saya berharap dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

Comments

Popular posts from this blog

contoh laporan praktikum biologi umum pengamatan sel

Laporan Praktikum Biologi Umum Pengenalan Mikroskop