LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
PERPINDAHAN
PANAS SECARA KONDUKSI
NAMA
NIM
KELOMPOK
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Kalor adalah bentuk energi panas yang mengalir
dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Secara umum Kalor
dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan 3 cara, yaitu : a)
Perpindahan secara Konduksi, Pada perpindahan kalor secara konduksi, energi
termal dipindahkan melalui interaksi antara atom-atom atau molekul walaupun
atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah. Sebagai contoh, sebatang logam
salah satu ujungnya dipanasi sedang ujung yang lain dipegang maka makin lama
makin panas pada hal ujung ini tidak berhubungan langsung dengan Api. Perpindahan panas semacam inilah yang disebut
konduksi; b) Perpindahan secara konveksi, Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat
terjadi pada zat cair dan gas. perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis zat. Konveksi air banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan sistem aliran air panas di hotel, apartemen, atau
perusahaan-perusahaan besar. Dan contoh konveksi pada gas adalah sistem
ventilasi rumah, cerobong asap pabrik, angin laut dan angin darat; c)
Perpindahan secara radiasi, radiasi merupakan Perpindahan kalor yang tidak
memerlukan zat perantara (medium). Contoh perpindahan secara radiasi adalah
perpindahan kalor matahari ke bumi yang tidak memerlukan perantara (Karyono,
2009).
Kondutivitas
termal merupakan perhitungan kapasitas hantar panas suatu material atau disebut
dengan indeks hantar panas per unit luas konduksi per gradient temperature dari
suatu material. Konduktivitas termal dapat mempengaruhi kalor, jika koefisien
konduktivitas termal suatu benda besar maka semakin cepat laju perpindahan
kalor pada benda tersebut, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan
kalor menjadi lebih singkat. Sebaliknya, jika koefisien konduktivitas suatu
benda kecil, maka laju perpindahan
kalor juga lambat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor
memerlukan waktu yang lebih lama (Handayani, 2009).
Berdasarkan
konduktivitasnya kalor dibedakan menjadi 2, yaitu : a) konduktor, merupakan
benda – benda yang mudah dan cepat menghantarkan panas. contoh benda yang
bersifat konduktor adalah logam dan besi; b) isolator, merupakan benda –benda
yang tidak mudah dan lambat menghantarkan panas. Contohnya adalah plastik,
kayu, dan kain (Nugroho, 2012).
Pada umumnya kalor
dibedakan menjadi 2, yaitu : a) kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang
diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikan suhu sebesar 1oC.
kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau
menerima kalor. Masing – masing benda mempunyai kalor jenis yang berbeda –
beda. Satuan kalor jenis adalah J/kgoC. kalor jenis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum fisika dasar dengan materi
perpindahan panas secara konduksi adalah sebagai berikut :
1. Mengamati
adanya perpindahan kalor pada benda secara konduksi
2. Mengamati
perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam
II.
BAHAN DAN METODE
2.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar
dengan materi Perpindahan Panas Secara Konduksi dilaksanakan pada hari senin, 5
Desember 2016 pukul 13.00 – 14.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum fisika
dasar dengan materi perpindahan panas secara konduksi adalah penjepit kayu,
bunsen, korek api, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah plastisin,
sebatang seng, besi, tembaga dan kaca.
2.3.
Cara Kerja
Cara kerja praktikum Fisika Dasar dengan
materi perpindahan panas secara konduksi sebagai berikut :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Menempelkan
plastisin pada ujung besi
3.
Memasukan
besi pada lubang di bagian tengah penjepit kayu
4.
Menyalakan
bunsen dengan menggunakan korek api
5.
Membakar
ujung besi pada bagian yang tidak ditempeli plastisin dengan menggunakan bunsen
6.
Menghitung
lamanya plastisin meleleh dengan menggunakan stopwatch
7. Memasukan data hasil pengamatan
pada lembar kerja
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil pengamatan
Tabel
1. Hasil pengamatan perpindahan panas secara konduksi
No.
|
Konduktor
|
t
(s)
|
K
( j/moC )
|
1
|
Besi
|
586
|
40
|
2
|
Kaca
|
>
600
|
0,84
|
3
|
Tembaga
|
216
|
380
|
4
|
Seng
|
>
600
|
11,6
|
3.2.
Pembahasan
Berdasarkan tabel
1. Mengenai perpindahan panas secara konduksi, pada pada besi dengan
konduktivitas termal sebesar 40 ( j/moC ), membutuhkan waktu selama
586 s untuk melelehkan plastisin, pada kaca dengan konduktivitas termal sebesar
0,84 ( j/moC ) membutukan waktu selama lebih dari 600 s, dan pada
tembaga dengan konduktivitas termal sebesar 380 ( j/moC ) hanya
membutuhkan waktu selama 216 s, serta pada seng dengan konduktivitas termal
11,6 ( j/moC ) membutuhkan waktu selama lebih dari 600 s.
pada saat praktikum dengan menggunakan bahan
yang berbeda, waktu yang dibutuhkan untuk melelehkan plastisin juga berbeda.
misalnya tembaga, hanya mebutuhkan waktu 216 detik, sedangkan kaca membutuhkan
waktu yang sangat lama yaitu lebih dari 600 detik. Hal ini dikarenakan
konduktivitas termal pada setiap bahan berbeda-beda, sehingga mempengaruhi laju
perpidahan kalor. Semakin besar konduktivitas suatu bahan maka semakin cepat
laju perpindahan kalornya sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melehkan
plastisin juga memerlukan waktu yang tidak terlalu lama.
Pada umumnya
perpindahan kalor secara konduksi dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu koefisien konduktivitas termal, panjang
stik atau batang, luas penampang dan perbedaan suhu antar ujung batang.
IV.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perpindahan
kalor pada benda secara konduksi adalah perpindahan kalor atau panas yang
memerlukan perantara, dimana zat perantarannya tidak ikut berpindah. Pada saat
praktikum dengan membakar ujung besi maka ujung besi yang tidak dibakar ikut
terasa panas karena adanya perantara yaitu besi itu sendiri pada bagian
tengahnya sehingga dapat disimpulkan bahwa perpindahan kalor pada saat
pengamatan adalah perpindahan kalor secara konduksi.
Pada saat pengamatan perpindahan kalor secara konduksi
pada logam yang berbeda-beda, waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor
juga berbeda-beda. Hal ini dikarenakan karena koefisien konduktivitas termal
pada logam berbeda-beda, semakin besar koefisien konduktivitas termal pada
logam maka semakin cepat pula laju perpindahan kalor pada benda tersebut
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor juga lebih singkat.
Seperti pada tembaga yang memiliki koefisien konduktivitas termal yang tinggi
yaitu 380 (j/moC), maka waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan
kalor jadi lebih singkat yaitu hanya 216 detik. Berbeda dengan seng hanya
memiliki koefisien konduktivitas termal sebesar 11,6 (j/moC), maka
waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor memerlukan waktu yang cukup lama
yaitu lebih dari 600 detik.
4.2. Saran
Setelah mengikuti kegiatan praktikum fisika
dasar dengan materi perpindahan panas secara konduksi ini saya berharap
praktikan dapat mengetahui proses perpindahan kalor secara konduksi dan faktor
– faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya perpindahan kalor. Dan untuk
kedepannya diharapkan praktikan lebih mempersiapkan diri, agar praktikum
selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi
keren mbaa terima kasih
ReplyDelete