LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TANAMAN C3 DAN C4
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
TANAMAN C3 DAN C4
NAMA
NIM
KELOMPOK
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
TANAMAN C3 DAN C4
Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikan pada
Hari :……………….......
Tanggal :……………….......
ASISTEM PRAKTIKUM
NAMA
NIM
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman C3 dan c4
memiliki beberapa perbedaan, salah satunya tanaman C3 berbeda dengan tanaman C4 dalam hal sintesis
karbohidratnya. Tanaman C3 mensintesis karbohidrat melalui siklus calvin (
reaksi gelap ) dan mengikat CO2, atmosfir ribosa 1,5 difosfat,
sedang tanaman c4 melalui siklus Hatch Slack yang mengikat CO2 ,
atmosfir fosfoenol piruvat.Tanaman c4 juga mempunyai siklus calvin namun
terjadi pada sel seludang pembuluh. Tanaman c4 juga tahan terhadap intensitas
cahaya matahari yang tinggi dimana keadaan CO2 rendah dan O2
tinggi, karena tanaman c4 mengikat CO2 melalui enzim fosfoenol piruvat karboksilase yang
mempunyai afinitas tinggi terhadap CO2. Sehingga CO2
dapat dengan sebanyak-banyaknya ditangkap oleh fosfoenol piruvat tersebut (Fictor. 2009).
Dengan mempelajari
tanaman c3 dan c4 kita dapat mengetahui ciri morfologi, dan anatomi kedua
tanaman tersebut. Dan juga kita dapat mnegetahui perbedaan kedua tanaman
tersebut baik secara morfologi, anatomi, maupun siklus fotosintesisnya.
1.2. Tujuan Pratikum
Tujuan pratikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi tanaman C3 dan C4 adalah untuk mengamati dan mempelajari perbedaan
tanaman C3 dan C4.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman
C3
Tanaman C3 biasanya adalah tanaman yang
umumnya berada di wilayah dingin, bisa berfotosintesis lebih baik dari tanaman
c4 di bawah 25 derajat celcius. Pada tanaman C3, fiksasi CO2 terjadi
secara langsung oleh siklus Calvin. Tanaman C3 lebih adaptif pada
kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi dan sebagian besar
tumbuhan tinggi termasuk kedalam tanaman C3. Pada tanaman C3
kloroplas terdapat pada semua sel mesofil, masing-masing berisi enzim
fotosintetik yang mengikat sebagian CO2 yang berdifusi ke dalam
daun. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dan jati (Tectona grandis L.) (Mayang. 2009).
2.2. Tanaman
C4 ( morfologi, anantomi, siklus fotosintesis dan contohnya )
Umumnya daun tanaman C4
berbentuk memanjang sempit, memiliki ruang antar sel kecil-kecil dengan vena
rapat dan sel-sel berkas pengangkut besar berisi banyak kloroplas. Pada tanaman
C4 ada 2 tipe sel fotosintesis, sel-sel berkas pengangkut yang besar di sekitar
vena dan sel-sel mesofil sekitar berkas pengangkut tumbuhan C4 lebih adaftif di daerah panas dan kering
dibandingkan dengan tumbuhan C3. Pada tanaman C4 Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil
dan sel seludang pembuluh, dan Sel seludang
pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas. Contoh tanaman C4 adalah : jagung (Zea mays), tebu (Saccharum
officinarum L), dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) (Idun. 2009).
III.
BAHAN DAN
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Pratikum Fisiologi
Tumbuhan dengan materi Tanaman C3 dan
C4 dilaksanakan pada hari Senin, 17 April 2017 pada pukul 15.00 – 16.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah aqudes, rumput gajah (Pennisetum purpureum), daun kopi (Coffea sp), jagung (Zea mays),
kedelai (Glycine max). Alat yang digunakan adalah mikroskop, silet, slide glass, dan cover glass.
3.3.
Cara Kerja
Cara kerja yang digunakan dalam
Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi Tanaman
C3 dan C4 adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Membuat sayatan
melintang pada batang daun
3.
Meletakan sayatan
melintang batang daun pada slide glass, diberi air kemudian menutupnya dengan
coverglass
4.
Mengamati sayatan
melintang batang daun dengan menggunakan mikroskop.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Daun C3 dan C4
4.2. Pembahasan
4.2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
gajah memiliki sistem perakaran serabut. Tanaman yang
termasuk tanaman monokotil ini berkembang dengan timpangnya yang berukan
panjang dapat mencapai 1 meter. Tanaman rumput gajah adalah tanaman menahun
yang tumbuh tegak lurus. Batang rumput gajah beruas-ruas dan dapt tumbuh dengan
ketinggian sekitar 3 hingga 5 meter. Rumput gajah ini membentuk rumpun
berdiameter 1 meter. Daun rumput gajah berbentuk meruncing dan berlekuk serta
berdaun sejajar. Panjang daun rumput gajah ini sekitar 16 sampai 90 cm dengan
lebar kira-kira 8 hingga 35 mm. Tanaman rumput gajah mempunyai perbungaan
majemuk yang berbentuk malai, tingginya bisa mencapai 30 cm dan lebar 30 mm.
Bunga rumput gajah ini bersifat soliter atau berkelompok lima dimana satu
diantaranya fertile. Rumput gajah biasanya tumbuh dengan optimal pada
ketinggian 0 sampai 3000 diatas permukaan laut.
Pada
tanaman rumput gajah
enzim PEP karboksilase akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan
fosfoenolpiruvat menjadi oksaloasetat yang merupakan molekul berkarbon 4.
Penangkapan CO2 ini terjadi di mesofil daun, kemudian molekul berkarbon 4
tersebut akan diubah menjadi malat dan menuju sel seludang pembuluh untuk
melepaskan CO2. Setelah dilepaskan, CO2 akan menjalani siklus calvin di sel
seludang pembuluh tersebut dan menghasilkan karbohidrat. Patut untuk
diperhatikan bahwa reaksi gelap dalam tumbuhan
ini terjadi di 2 sel yang berbeda. Penangkapan CO2
terjadi di sel mesofil daun, sedangkan
siklus calvin terjadi di sel seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi
CO2 di seludang pembuluh selalu tinggi sehingga mencegah atau mengurangi
terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan. Tumbuhan C4 umumnya hidup
di tempat dengan kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya matahari
yang tinggi.
4.2.2. Daun kopi (Coffea sp)
Tanaman kopi memiliki sistem akar tunggang
sehingga tidak mudah rebah. Panjang akar tunggang dapat mencapai 45-50 cm, dan
terdapat 4-8 akar samping yang tumbuh menurun kebawah sepanjang 2-3 m. Kopi
mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun
tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan.
Pada batang atau cabang-cabang
yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu bersleing-seling pada
ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting atau cabang yang
mendatar, pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama, tidak
berselang-seling Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga
setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak
akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus
tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan
cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Buah terdiri dari daging buah, dan biji.
Daging buah terdiri atas tiga bagian, yaitu lapisan kulit luar (eksokarp),
lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis
tetapi keras. Buah kopi pada umumnya mengandung dua butir biji, tetapi
kadang-kadang mengandung satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama
sekali. Biji ini terdiri dari kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering
disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat minuman kopi.
Pada tanaman kopi enzim rubisco akan menangkap CO2 dan
menggabungkannya dengan ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat yang
merupakan molekul berkarbon 3. Molekul berkarbon 3 ini selanjutnya akan
menjalani serangkaian proses siklus calvin dan melepaskan glukosa sebagai
hasilnya. Pada siang hari tumbuhan ini akan menutup sebagian stomata untuk
mengurangi penguapan. Akibatnya konsentrasi CO2 di dalam jaringan akan
berkurang dan konsentrasi O2 hasil fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan
memicu terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan bagi tumbuhan.
Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk diolah untuk menghasilkan CO2 namun dengan
menggunakan ATP yang justru membuang-buang energi tumbuhan. Tumbuhan ini rentan
mengalami fotorespirasi di siang hari yang panas.
4.2.3. Jagung (Zea mays)
jagung mempunyai akar
serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas
terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. daun terdiri atas helaian
daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama
dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai,
rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap
daun. Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apikal di ujung tanaman. Untuk siklus fotosintesis tanaman jagung hampir sam dengan tanaman rumput
gajah karena sama-sama merupakan tanaman c4.
4.2.4. Kedelai (Glycine max)
Tanaman kedelai mempunyai
akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping
(horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar
akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air.
Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120
cm. Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk
3sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi
berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Sebagian besar kedelai
mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai termasuk
bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Tanaman kedelai mempunyai
dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon pada buku
(nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun
tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu
dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang. Untuk siklus fotosintesis pada
tanaman kedelai hampir sama dengan tanaman kopi, karena sama-sama merupakan
tanaman c3.
V.
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Tanaman c3 dan c4 mempunyai berbagai macam perbedaan
diantaranya yaitu tanaman c3 lebih adaftif pada kondisi CO2 atmosfer
tinggi, sedangkan tanaman c4 lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada
tanaman c3 enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP juga dapat mengikat O2
pada saat bersamaan untuk proses fotorespirasi sedangkan pada tanaman c4 CO2
di ikat oleh PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga terjadi
kompetisi antara O2 dan CO2. Pada tanaman c3 karbon
dioksida masuk ke siklus kelvi secara langsung sedangkan pada tanaman c4 tidak
mengikat karbon dioksida secara langsung. Pada tanaman c3 fotosintesis terjadi
pada sel mesofil sedangkan pada tanaman c4 terjadi pada sel mesofil dan
sel suldang.
5.2.
Saran
Setelah mengikuti
kegiatan praktikum mengenai tanaman c3 dan c4 ini saya berharap
praktikan dapat mengetahui tentang tanaman c3 dan c4, dan mengetahui perbedaan antara
kedua tanaman tersebut. Untuk praktikum selanjutnya saya berharap dalam
pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
Comments
Post a Comment